Monumen Bambu Runcing di Sleman berbentuk tugu dengan bentuk padma pada puncaknya, di bagian latar belakang terdapat tugu bentuk dua buah Bambu Runcing berdampingan.
Di sebelah kiri dan kanan tugu terdapat prasasti yang berisi nama-nama pahlawan yang gugur dan prasasti peresmian oleh KGPAA Pakualam VIII pada tanggal 15 Januari 1987.
Sejarah
Pada hari Jum’at Legi tanggal 28 Januari 1949, tentara Belanda mengadakan serangan dari daerah Bantul menuju ke utara melalui Selarong, Bibis, Bangunjiwo dan berhenti, menghadang di Gunung Kanigoro. Sementara itu patroli-patroli Belanda dari kota mengadakan patroli rutin dan melakukan pengejaran dan penyerangan di dusun Sorogenen, Tlogo dan terakhir di dusun Kalimanjung dengan tembakan-tembakan yang gencar. Laskar Rakyat dan penduduk menyingkir dan mengungsi ke arah selatan, keluar dari dusun Kalimanjung menuju ke gunung Kanigoro yang dianggap aman, karena tidak mengetahui keberadaan pasukan Belanda dari arah Bantul. Rombongan Laskar Rakyat dan penduduk dengan susah payah dan dalam kondisi letih mendaki gunung Kanigoro, kemudian di serang pasukan Belanda dari arah puncak Kanigoro. Karena serangan yang membabi buta korban berjatuhan yang terdiri dari penduduk sipil, wanita dan anak-anak berjumlah 41 orang.